Ganjar Jationo Dilantik, Birokrasi Lampung Menyusun Napas Baru

Ganjar Jationo resmi dilantik sebagai Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi Lampung oleh Sekdaprov Lampung, Marindo Kurniawan. Foto: Biro Adpim.

Onetime.id – Di tengah gemuruh zaman yang menuntut kecepatan dan kepekaan, nama Ganjar Jationo kembali dipanggil ke barisan depan birokrasi.

Kamis sore, 26 Juni 2025, ia resmi dilantik sebagai Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi Lampung.

Sementara Achmad Saefullah, yang sebelumnya mengisi jabatan itu, kini bergeser menjadi Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik.

Pelantikan berlangsung di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur Lampung, Bandarlampung. Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Marindo Kurniawan, hadir mewakili Gubernur Rahmat Mirzani Djausal.

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Lampung Nomor 800.1.3.3/3146/VII.4/2025, prosesi ini tak sekadar formalitas, melainkan bagian dari denyut perubahan di tubuh birokrasi.

“Harapan publik tidak bisa lagi dihadapi dengan rutinitas lama,” ujar Marindo, membacakan pesan Gubernur.

“Pejabat publik harus adaptif, kreatif, dan menjawab tantangan dengan keberanian mencari solusi.”

Ia menyebut, pelantikan ini merupakan hasil uji kompetensi yang mendapat restu dari Kepala BKN dan persetujuan Menteri Dalam Negeri.

Sebuah proses yang menandai bahwa perubahan di tubuh birokrasi tak lagi bisa berdasar pada loyalitas semata, tapi juga pada kapasitas dan rekam jejak.

Dalam pidatonya, Marindo menggarisbawahi bahwa jabatan adalah amanah, bukan anugerah.

Setiap keputusan yang diambil, setiap anggaran yang disusun, mesti berpulang pada manfaat nyata bagi masyarakat.

“Ini bukan sekadar pergantian nama di papan kantor. Ini upaya menyusun ulang arah, membenahi napas, dan meneguhkan langkah,” katanya.

Dua nama yang bertukar posisi ini bukan wajah baru.

Ganjar sebelumnya adalah Staf Ahli Gubernur di bidang yang kini diisi oleh Saefullah.

Keduanya telah lama menapaki lorong-lorong birokrasi, mengenali dinamika pemerintahan, dan dengan pelantikan ini diuji kembali dalam peran yang berbeda.

Di ruang pelantikan yang teduh, kata demi kata Marindo seolah menjadi pengingat: bahwa kekuasaan bukan soal posisi, melainkan soal pengabdian.

Dan perubahan sejati lahir bukan dari pidato, melainkan dari kerja panjang yang senyap namun terasa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *