Pengamat: Koalisi PSU Pilkada Pesawaran Ambyar, Kursi Dulu Etika Belakangan

Akademisi Hukum Unila, Dr.Muhtadi. Ilustrasi: Onetime.id

Onetime.id – Konstelasi politik di Pilkada Pesawaran mengalami dinamika signifikan setelah Mahkamah Konstitusi (MK) mendiskualifikasi Aries Sandi sebagai calon bupati.

Imbasnya, koalisi partai pengusung pasangan nomor urut 1 terpecah, dengan masing-masing mengambil langkah berbeda dalam pendaftaran ulang calon pengganti.

Ketidaksepahaman ini terlihat jelas ketika Partai Demokrat tetap mengusung pasangan Elin Septiani-Supriyanto.

Sementara PPP dan Golkar lebih dulu mendaftarkan pasangan Supriyanto-Suriansyah ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pesawaran beberapa jam sebelumnya.

Pada Senin (10/3/2025) malam, sekitar pukul 20.00 WIB, drg. Elin Septiani, didampingi suaminya serta Ketua Tim Pemenangan Eriawan, resmi mendatangi KPU Pesawaran untuk mendaftarkan diri.

Pengamat: Koalisi Tidak Solid, Etika Politik Dipertanyakan

Dinamika yang terjadi dalam koalisi ini mendapat sorotan dari pengamat politik Fakultas Hukum Universitas Lampung (FH Unila), Muhtadi.

Ia menilai bahwa perpecahan yang terjadi menunjukkan lemahnya komitmen politik di antara partai-partai koalisi.

“Jika memang ada ketidaksepakatan, idealnya diselesaikan secara internal, bukan dipertontonkan secara terbuka kepada publik. Koalisi yang dibangun hanya berdasarkan kepentingan sesaat akan mudah rapuh ketika ada perbedaan strategi,” ujarnya kepada media Onetime.id pada Selasa, (11/3/2025).

Muhtadi juga menekankan bahwa masyarakat menjadi pihak yang paling dirugikan dalam situasi ini.

Ia mengimbau pemilih di Pesawaran untuk lebih selektif dalam menentukan pilihan.

“Dengan pecahnya koalisi, masyarakat harus semakin cerdas dalam menimbang pasangan calon yang benar-benar layak memimpin Pesawaran lima tahun ke depan. Dari aspek hukum kepemiluan, tidak ada persoalan. Namun, secara etika politik, ini jelas mencederai kepercayaan publik,” tambahnya.

Dampak Politik di Pilkada Pesawaran

Perpecahan dalam koalisi ini dapat berdampak signifikan pada peta politik Pilkada Pesawaran.

Dengan adanya dua pasangan calon yang berbeda dari koalisi yang semula sama, potensi pergeseran suara pemilih menjadi faktor krusial dalam menentukan pemenang.

KPU Pesawaran masih akan melakukan verifikasi terhadap kedua pasangan calon tersebut sebelum menetapkan keabsahan pencalonan mereka.

Sementara itu, masyarakat menunggu kepastian mengenai arah politik yang akan ditempuh masing-masing kubu menjelang pemungutan suara ulang (PSU).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *