Deadlock Berlarut di Hanura Lampung: Empat Kali Musda Tertunda, DPP atau Aklamasi Mukti Shoheh?

Ketua Umum DPD Partai Hanura Lampung. Ilustrasi: Wildanhanafi/onetime.id.

Onetime.id, Bandar Lampung Sudah empat kali Musyawarah Daerah (Musda) Partai Hanura Lampung tertunda.

Sekarang partai bernomor urut 10 peserta Pemilu 2024 itu kembali bersiap menggelar Musda ke-IV pada 15 September 2025 mendatang.

Namun di balik jadwal baru itu, muncul pertanyaan lama apakah Mukti Shoheh akan melenggang aklamasi, atau DPP Hanura bakal turun tangan menyelesaikan kebuntuan di daerah?

Kabar terbaru datang dari Ketua DPD Hanura Lampung, Mukti Shoheh, yang merilis pembentukan Tim Penjaringan Calon Ketua DPD Hanura Lampung 2025–2030, menandai berakhirnya masa bakti pengurus periode 2020–2025.

Dalam taklimat di kantor DPD Hanura Lampung, Jalan Arif Rahman Hakim, Way Halim, Senin (18/8/2025), Mukti menyebut keputusan pembentukan tim penjaringan itu hasil pleno DPD pada Jumat (15/8/2025).

Penjaringan dibuka 18–24 Agustus 2025 untuk menyongsong Musda bertema “Bersama Hati Nurani Menuju Daerah Berdaya Indonesia Sejahtera.”

Namun, di internal partai, jadwal Musda disebut bukan sekadar urusan administratif.

Beberapa kader menilai penundaan berulang kali mencerminkan adanya kebuntuan arah politik dan tarik menarik dukungan di tingkat DPP.

Mukti menegaskan, keputusan ini merujuk pada Instruksi Ketum DPP Hanura Dr. Oesman Sapta Odang (OSO) Nomor 02/Ketum/V/2025 tentang pelaksanaan Musda dan Muscab di seluruh daerah.

“Roda organisasi harus terus berjalan,” katanya, didampingi Sekretaris DPD Ade Sanjaya,” jelas Mukti pada Senin, (6/10/2025).

Duet Mukti–Ade selama ini dikenal sebagai figur muda yang solid dan berperan penting dalam pemenangan Rahmat Mirzani Djausal–Jihan Nurlela (Mirza–Jihan) di Pilgub Lampung 2024.

Keduanya disebut punya restu politik kuat, meski belum ada sinyal resmi dari DPP soal arah dukungan untuk kursi ketua DPD berikutnya.

Melalui SK DPD Hanura Lampung Nomor 026/DPD-HANURA/LPG/VIII/2025, Mukti menunjuk Iman Agus Kartawinata sebagai Ketua Tim Penjaringan, didampingi M. Aldo Reynaldo dan Agung Prihantoro, serta anggota Andari Puja Pratama, Putri Sofi Nurmalasari, dan Ratna Sari Dewi.

Iman memastikan penjaringan bersifat terbuka.

“Kami Bismillah, penjaringan ini terbuka untuk umum dan berlangsung setiap hari kerja. Musda nanti tetap di Bandar Lampung,” ujarnya.

Meski begitu, sumber internal Hanura menyebut ada kecenderungan Musda kali ini bisa kembali molor jika DPP belum memberikan arahan final soal nama kandidat.

“Semua masih menunggu aba-aba OSO,” ujar salah satu kader senior yang enggan disebut namanya.

Situasi ini membuat dinamika Hanura Lampung menjadi “deadlock politik” yang menarik.

Jika Mukti kembali dipercaya lewat aklamasi, ia akan mencatat sejarah sebagai satu dari sedikit kader muda Hanura yang memimpin dua periode di tingkat provinsi.

Namun jika DPP turun tangan, arah kepemimpinan partai bisa berubah total.

Musda IV Hanura Lampung pun kini bukan sekadar forum organisasi, melainkan ujian arah politik partai di bawah bayang-bayang keputusan pusat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *