Onetime.id, Sumatera Selatan – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Badan Koordinasi Sumatera Bagian Selatan (Badko Sumbagsel) menyampaikan keprihatinan mendalam atas masih maraknya praktik pengeboran minyak ilegal atau illegal drilling di Sumatera Selatan, khususnya di Kabupaten Musi Banyuasin.
Ketua Umum HMI Badko Sumbagsel, Tommy Perdana Putra, menilai lemahnya pengawasan dan penegakan hukum membuat aktivitas ilegal ini terus berlangsung.
Ia bahkan menduga adanya pembiaran dari aparat penegak hukum, terutama di jajaran Polda Sumsel.
“Fakta di lapangan menunjukkan penegakan hukum terhadap illegal drilling di Sumsel terkesan lemah dan setengah hati. Bahkan, kami menduga ada unsur pembiaran. Ini mencederai rasa keadilan dan membahayakan keberlanjutan lingkungan hidup,” kata Tommy dalam keterangannya kepada media, Selasa, (8/7/2025).
Menurut Tommy, aktivitas pengeboran ilegal bukan hanya merugikan negara secara ekonomi, tetapi juga telah menimbulkan kerusakan lingkungan dan mengancam keselamatan warga.
Kasus ledakan sumur minyak ilegal yang merenggut korban jiwa di Musi Banyuasin, kata dia, menjadi bukti nyata dampak fatal dari pembiaran tersebut.
Atas kondisi itu, HMI Badko Sumbagsel mengajukan empat tuntutan:
1. Mendesak Polda Sumsel dan aparat penegak hukum untuk menindak tegas seluruh pelaku illegal drilling tanpa pandang bulu.
2. Meminta pemerintah daerah menyediakan solusi ekonomi alternatif yang berkelanjutan bagi masyarakat sekitar.
3. Mendorong pembentukan tim independen untuk mengevaluasi dan mengawasi kinerja Satgas Penanggulangan Illegal Drilling.
4. Mengajak masyarakat sipil ikut mengawal isu ini demi keselamatan lingkungan dan generasi mendatang.
“Kami tidak akan tinggal diam. Kejahatan lingkungan ini harus dihentikan. Penegakan hukum harus berpihak pada keadilan dan keselamatan rakyat, bukan pada kepentingan segelintir pihak,” ujarnya.