Onetime.id – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Lampung terus memperkuat literasi kebangsaan dan membentengi masyarakat dari pengaruh paham radikalisme, salah satunya melalui peran media massa.
Salah satu langkah konkretnya adalah penyelenggaraan Lomba Karya Jurnalistik Tinta Emas 2025, yang pemenangnya diumumkan dalam acara Rembuk Merah Putih di Ruang Sungkai, Balai Keratun, Rabu, (21/52025).
Lomba ini menjadi wadah apresiasi bagi para jurnalis yang aktif menyuarakan narasi damai dan menangkal ekstremisme berbasis kekerasan.
Kegiatan tersebut dihadiri sekitar seratus peserta, terdiri dari tokoh masyarakat, tokoh agama, aktivis organisasi kepemudaan, akademisi, serta jurnalis dari berbagai media di Lampung.
Tampan Fernando dari rilis.id keluar sebagai Juara I lewat laporan mendalam berjudul “Jalan Tobat Mantan Teroris, Kini Jadi Penyebar Cinta”.
Karya ini memukau juri dengan kekuatan narasi, kedalaman wawancara, serta pesan humanis yang relevan dalam konteks deradikalisasi.
Juara II diraih Rio Fauzul dari Lampungway.com melalui artikel “Menjaga Indonesia dari Dalam: FKPT Lampung dan Perang Ideologi di Tanah Sendiri”, yang menyoroti strategi FKPT dalam mempertahankan nilai-nilai Pancasila melalui pendekatan edukatif dan kolaboratif.
Sementara itu, penghargaan untuk kategori Straight News terbaik diberikan kepada Febri Arianto dari Lampungpro.co melalui liputan berjudul “Lewat Rembuk Merah Putih, BNPT Ajak Tokoh Masyarakat di Lampung Aktif Bantu Dukung Pencegahan Aksi Radikalisme”.
Ketua FKPT Lampung, M. Firsada, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada para jurnalis yang dinilai telah menjadi mitra strategis dalam menciptakan ruang publik yang sehat dan bebas dari narasi kekerasan.
“Musuh terbesar bangsa ini bukan dari luar, melainkan dari dalam: paham radikalisme, intoleransi, dan terorisme,” kata Firsada.
Kepala Bidang Media dan Hukum FKPT Lampung, Wira Hadikusuma, menekankan pentingnya akurasi dalam praktik jurnalistik, terutama dalam peliputan isu sensitif seperti terorisme.
“Jurnalis bukan hanya penyampai informasi, tetapi juga kontrol sosial. Di era digital, wartawan wajib melakukan check, re-check, bahkan triple-check,” ujar Wira.
Ia juga mengingatkan bahwa menurut Dewan Pers, terorisme merupakan extraordinary crime.
Oleh karena itu, peliputannya harus mengutamakan keselamatan dan kepentingan publik, sesuai dengan Pedoman Peliputan Terorisme.
Selain pengumuman pemenang, acara Rembuk Merah Putih juga diisi diskusi kebangsaan, pemaparan peran jurnalis dalam menangkal radikalisme, serta dialog terbuka tentang strategi pencegahan terorisme di tingkat lokal.