Onetime.id – Sejumlah serikat buruh, petani, dan pekerja di Lampung yang tergabung dalam Pusat Perjuangan Rakyat Lampung (PPRL) akan menggelar aksi unjuk rasa memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day, Kamis, 1 Mei 2025.
Aksi dipusatkan di Tugu Adipura, Kota Bandar Lampung, mulai pukul 09.00 WIB.
Juru Bicara PPRL, Joko Purwanto, mengatakan aksi ini merupakan bentuk keprihatinan terhadap situasi nasional yang dinilai tak berpihak pada buruh dan rakyat kecil.
“Sejak dilantik pada Oktober 2024 lalu, kepemimpinan Prabowo-Gibran belum menunjukkan adanya perubahan kebijakan yang struktural untuk perlindungan dan kesejahteraan rakyat,” kata Joko saat dikonfirmasi, Rabu, (30/4/2025).
Menurut Joko, program Asta Cita Prabowo-Gibran yang menjanjikan lapangan kerja berkualitas belum terealisasi.
Ia menyoroti gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang masih tinggi di berbagai sektor, mulai dari industri padat karya seperti garmen dan alas kaki, hingga sektor media dan pendidikan.
“Selama 2024, ada sekitar 250 ribu buruh yang terkena PHK. Sementara pada Januari hingga Februari 2025, jumlahnya telah mencapai lebih dari 18 ribu orang,” ujarnya.
Selain itu, PPRL juga mengkritik rendahnya upah minimum dan sistem jaminan sosial yang masih berbasis iuran.
Menurut Joko, pemerintah seharusnya fokus menyelamatkan buruh yang terdampak PHK dan memperluas bantuan sosial, bukan mempercepat pembahasan Rancangan Undang-Undang TNI.
Kritik terhadap Proyek Strategis Nasional
Dalam aksi tersebut, PPRL juga menuntut evaluasi total terhadap sejumlah Proyek Strategis Nasional (PSN), seperti reklamasi Pulau PIK 2, Food Estate, Ibu Kota Nusantara (IKN), hingga pertambangan dan pembangunan smelter nikel.
“PSN justru memperparah konflik agraria, merampas ruang hidup masyarakat adat, dan memicu kerusakan lingkungan seperti deforestasi, polusi air dan udara, hingga konflik sosial,” kata Joko.
Selain isu ketenagakerjaan dan lingkungan, PPRL juga menyoroti persoalan perlindungan perempuan, terutama di sektor agraria, buruh, dan kasus kekerasan seksual serta represifitas aparat.
Setelah aksi unjuk rasa, PPRL juga dijadwalkan menggelar kegiatan bakti sosial di Kelurahan Panjang Utara, Kecamatan Panjang.
“Bakti sosial ini bentuk solidaritas kami untuk membantu warga yang membutuhkan,” kata Joko.