Onetime.id – Bandar Lampung kembali dilanda banjir besar dalam dua kesempatan berbeda pada awal tahun 2025.
Namun, Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana, yang kerap disapa Bunda tidak hadir langsung di tengah masyarakat yang terdampak.
Banjir pertama terjadi pada Jumat, 17 Januari 2025, yang menyebabkan 14.160 rumah warga terendam air.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung, banjir tersebar di 19 titik di 10 kecamatan di Kota Bandar Lampung, dengan daerah terparah berada di Kecamatan Panjang dan Kecamatan Teluk Betung Selatan.
Kepala BPBD Lampung, Rudy Sjawal Sugiarto, menyatakan bahwa jumlah tersebut masih merupakan perhitungan sementara.
“Asesmen-nya sampai sekarang belum final dikirimkan dari BPBD Kota Bandar Lampung. Kita masih menunggu asesmen, namun memang perhitungan sementara itu ya 14 ribu lebih,” ujar Rudy pada Minggu, 19 Januari 2025.
Lima minggu berselang, banjir kembali melanda Bandar Lampung pada 22 Februari 2025. Kali ini, 23 wilayah terdampak, termasuk Tanjung Senang, Perumahan Seroja, Sepang Jaya, dan Persada Kali Balok Indah.
Kepala BPBD Kota Bandar Lampung, Wakidi, menjelaskan bahwa curah hujan yang tinggi menyebabkan berbagai infrastruktur, seperti talut di Sepang Jaya, roboh.
“Jika talut itu diangkat, saya yakin genangan air akan berkurang,” ujarnya.
Banjir kali ini juga menelan korban jiwa. “Tercatat tiga korban jiwa, yaitu pasangan suami istri di Gang Pelita, Kecamatan Gedong Air, serta satu orang di Gampang Raya yang terbawa arus setelah nekat menerobos banjir,” ungkap Wakidi.
Di tengah bencana ini, Wali Kota Eva Dwiana tidak berada di lokasi karena sedang mengikuti retret pembekalan kepala daerah di Lembah Tidar, Akademi Militer (Akmil) Magelang.
Dari Magelang, ia memerintahkan para camat untuk turun langsung ke lapangan dan menyalurkan bantuan makanan bagi masyarakat terdampak.
Camat Panjang, Hendry Satria, menyatakan bahwa meskipun tidak hadir secara fisik, Wali Kota tetap memantau kondisi banjir melalui komunikasi dengan jajaran pemerintahan.
“Bunda Eva terus memonitor kondisi banjir kemarin dan selalu berkomunikasi dengan para camat serta eselon dua, meminta mereka turun membantu warga dan menyalurkan bantuan,” kata Hendry pada Minggu, 23 Februari 2025.
Ia menambahkan bahwa laporan berupa foto dan video dari setiap camat dan lurah dikirimkan ke dalam grup WhatsApp yang dipantau langsung oleh Wali Kota.
Sementara itu, Sekretaris Kota Bandar Lampung, Iwan Gunawan, menegaskan bahwa pemerintah kota terus melakukan penanganan pasca-banjir.
“Wali Kota Eva memerintahkan kami untuk membagi tim agar penanganan maksimal. Pemkot sehari mengirimkan nasi bungkus, setiap warga menerima tiga nasi bungkus,” jelasnya.
Selain itu, Dinas Pekerjaan Umum membersihkan tembok dan talut yang jebol, Dinas Lingkungan Hidup menangani lumpur dan sampah yang menumpuk, serta BPBD dan Damkar menyuplai air bersih bagi warga terdampak.
Meski penanganan terus dilakukan, ketidakhadiran Wali Kota Bandar Lampung dalam dua kali kejadian banjir besar ini menuai berbagai respons dari masyarakat yang mengharapkan kehadiran langsung pemimpinnya di lapangan.